• Beranda
  • Self Help
  • Waspada, Ini Bentuk Kekerasan Dalam Pacaran yang Sering Terjadi

Waspada, Ini Bentuk Kekerasan Dalam Pacaran yang Sering Terjadi

Waspada, Ini Bentuk Kekerasan Dalam Pacaran yang Sering Terjadi

Bagikan :


Kekerasan terhadap pasangan bukan hanya marak terjadi dalam hubungan rumah tangga, namun juga banyak terjadi pada pasangan yang sedang berpacaran atau belum menikah. Situasi ini dikenal dengan istilah dating violence atau kekerasan yang terjadi saat masih berpacaran. Sebagian besar korban dari kasus kekerasan ini adalah perempuan, namun tak sedikit laki-laki yang juga menjadi korban. 

Dating violence seringkali terjadi tanpa disadari. Selain itu, kekerasan dalam pacaran juga sering dianggap tidak serius jika dibandingkan dengan kekerasan dalam rumah tangga. Padahal, kekerasan dalam pacaran juga dapat meninggalkan luka fisik dan trauma berkepanjangan bagi para korban. Dalam beberapa kasus, kekerasan dalam pacaran juga dapat berujung pada kematian.

Bentuk kekerasan dalam pacaran 

Kekerasan dalam pacaran bukan hanya meliputi kekerasan fisik, namun juga kekerasan emosional hingga kekerasan ekonomi. Dilansir dari laman Kemenpppa, beberapa jenis kekerasan dalam pacaran antara lain:

  1. Kekerasan fisik

Ada banyak faktor mengapa seseorang dapat melakukan kekerasan fisik pada pasangannya. Misalnya, masalah emosional, gangguan kepribadian, juga karena merasa sudah berpacaran lama sehingga seseorang merasa berhak melakukan apapun pada Anda. Namun, apa pun penyebabnya, kekerasan fisik dalam sebuah hubungan tidaklah dibenarkan. 

Jenis kegiatan yang termasuk kekerasan fisik antara lain memukul, menampar, mendorong, mencengkram, menendang, menjambak rambut, hingga percobaan menyakiti dengan alat atau senjata. Apapun bentuk sentuhan fisik yang mengakibatkan rasa sakit, jatuh sakit atau luka berat dapat dikategorikan sebagai kekerasan fisik. 

  1. Kekerasan verbal 

Selain kekerasan fisik, kekerasan yang juga sering terjadi adalah kekerasan verbal. Kekerasan ini dapat berupa tindakan menyakiti seseorang melalui perkataan. Bentuk kekerasan verbal di antaranya membentak, memanggil Anda dengan panggilan kasar dan merendahkan, menghina, mengumpat, dan mengancam. 

Kekerasan verbal dapat berdampak pada kondisi mental para korban. Perkataan kasar dan merendahkan dapat menjatuhkan kepercayaan diri seseorang, membuat orang tidak merasa dihargai dan dicintai, memicu dendam dan menimbulkan trauma yang dapat membuat para korban berperilaku sama.  

  1. Kekerasan ekonomi  

Salah satu bentuk kekerasan non fisik yang sering terjadi namun jarang disadari adalah kekerasan ekonomi. Kekerasan ekonomi dapat diartikan sebagai keadaan mengontrol kemampuan ekonomi pasangan untuk dimanfaatkan dengan tidak bijaksana. Kekerasan ini dapat berupa pemerasan, menguras harta pasaran, juga mencegah pasangan mendapatkan atau mempertahankan pekerjaannya. Selain itu, meminta pasangan untuk memenuhi segala kebutuhannya, baik kebutuhan pokok maupun kebutuhan tersier juga dapat dikategorikan sebagai bentuk kekerasan ekonomi. 

  1. Kekerasan seksual

Kekerasan seksual juga merupakan kasus kekerasan dalam pacaran yang banyak dialami baik pada laki-laki maupun perempuan. Kekerasan seksual ini dapat berupa memeluk, mencium, meraba dan melakukan aktivitas seksual lainnya. Jika pasangan Anda memaksa melakukan kegiatan seksual dengan paksaan, apa pun bentuknya, maka hal ini termasuk kekerasan seksual. 

  1. Sikap posesif

Sikap posesif dalam pacaran dapat berupa terlalu sering mengawasi gerak-gerik pasangan, mengekang aktivitas pasangan, mengusik dan membatasi hal-hal pribadi, hingga tidak membiarkan Anda menikmati waktu sendiri. Bila pasangan mewajibkan Anda untuk selalu melaporkan kegiatan apa saja yang sedang Anda lakukan, hal ini termasuk sikap posesif. 

 

Nah, sekarang saatnya mengevaluasi hubungan asmara Anda dengan kekasih. Jika Anda mengalami salah satu atau beberapa bentuk kekerasan di atas, maka sebaiknya evaluasi kembali hubungan Anda bersama kekasih. Jika bentuk kekerasan ini terus-menerus dibiarkan, bukan tidak mungkin hal ini akan berkembang menjadi kekerasan dalam rumah tangga kelak setelah menikah. 

Writer : Ratih AI Care
Editor :
  • dr Ayu Munawaroh, MKK
Last Updated : Sabtu, 15 April 2023 | 22:21